Salah satu UMKM di Nagari Campago adalah kerupuk kulit atau yang lebih dikenal dengan sebutan karupuak jangek. Usaha karupuak jangek di Nagari Campago ini pada dasarnya merupakan usaha yang dikelola oleh pihak keluarga, sehingga dari awal proses produksi hingga proses pemasaran hanya dilakukan oleh pihak keluarga. Produk-produk karupuak jangek yang telah siap untuk dipasarkan disebarluaskan di warung-warung dan swalayan terdekat. Salah satu produsen dari karupuak jangek di Nagari Campago ini pun mengungkapkan bahwa kulit kerbau lebih banyak diminati dibanding kulit sapi karena kulit kerbau lebih tebal, sehingga kulit kerbau lebih banyak digunakan saat proses produksi. Lebih lanjut, guna menghindari kerugian, produsen karupuak jangek berusaha menghindari kulit kerbau betina tua karena hasil kerupuk akan tipis dan kurang mengembang sehingga para produsen seringkali mengalami kerugian.
Proses awal pengolahan karupuak jangek ini adalah : Kulit yang baru didapatkan dari rumah potong sapi atau kerbau kemudian direbus di dalam tong yang disediakan khusus untuk merebus kulit hingga kulit melepuh dan bulu-bulu mudah terangkat. Kemudian bulu-bulu yang tersisa dibersihkan menggunakan sikat hingga tidak tersisa. Kulit yang sudah di sikat sehingga bulunya telah hilang kemudian direbus kembali sampai empuk. Kulit yang sudah melalui proses perebusan kemudian dipotong dengan alat tradisional sesuai dengan ukuran yang ingin dipasarkan kemudian dijemur kembali di bawah sinar matahari selama kurang lebih 3 hari. Setelah dijemur, kulit yang sudah dipotong tersebut dibersihkan kembali lalu direbus hingga bersih total. Kemudian, kulit yang sudah bersih diberi bumbu penyedap atau bumbu kaldu lalu dijemur kembali di bawah sinar matahari. Setelah melalui proses penjemuran kembali, bahan mentah pembuatan kerupuk kemudian digoreng menjadi karupuak jangek yang siap dikemas dan dipasarkan yang biasanya ditaruh di warung-warung makan.